Digital Perbankan
Perbankan

Transaksi Digital Perbankan Alami Kenaikan,  Fintech Anggap Bank Sebagai Pesaing?

Tahun 2020 tampaknya menjadi titik balik kesuksesan di bidang perbankan. Selama masa pandemi tahun 2020 layanan digital dari beberapa bank besar di Indonesia mengalami kenaikan sebanyak 660%.

Melonjaknya layanan digital bank diperkirakan akan menjadi saingan bagi fintech di tahun 2021. Banyaknya transaksi masyarakat yang dilakukan secara online selama masa pandemi menjadi alasan para ekonom memperkirakan fintech dan bank akan bersaing ketat di tahun ini.

Perkiraan persaingan ini dikatakan oleh Ekonom dan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah pada Kamis, 11 Februari 2021 yang menilai jika memang sudah sewajarnya bank harus meningkatkan layanan digital.

Piter Abdullah juga menambahkan apabila kebiasaan masyarakat yang telah akrab dengan teknologi digital mengharuskan beberapa jasa yang ada di Indonesia harus segera meng-upgrade kebijakan yang ramah teknologi digital.

Hingga saat ini jumlah konsumen digital di Asia tenggara mengalami kenaikan dari tahun ke tahun Dikutip dari katadata.go.id pada tahun 2018 jumlah konsumen digital di Asia tenggara yaitu sebanyak 250 juta. Sedangkan di tahun 2019 jumlah konsumen digital di Asia tenggara mencapai 180 juta konsumen.

Transaksi Digital

Di tahun 2020, jumlah konsumen di Asia tenggara mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu tercatat ada 310 juta konsumen. Beberapa ekonom memprediksi di tahun 2025 jumlah konsumen digital di Asia tenggara dapat mencapai 340 juta konsumen.

Di Indonesia berdasarkan studi facebook and Bain and company, konsumen digital di Indonesia tercatat mengalami kenaikan. Kenaikan ini tercatat sebanyak 119 juta tahun 2019 menjadi 137 juta di tahun 2020. Secara prosentase berdasarkan data populasi juga mengalami peningkatan yaitu dari 58% menjadi 68%.

Kenaikan jumlah konsumen digital inilah yang mengharuskan bank harus segera beralih menggunakan sistem teknologi. Apabila bang tetap stagnan di tempat, kedepannya bang akan kalah dengan fintech atau perusahaan sejenis yang upgrade terhadap perkembangan teknologi.

Dilansir dari katadata.co.id, Piter Abdullah menjelaskan saat ini bang masih bisa bergerak menyusul perkembangan fintech. Masih banyak sektor yang belum dirambah oleh fintech seperti pembiayaan infrastruktur. Pertumbuhan fintech yang sangat cepat dapat menjadi pesaing bahkan ancaman bagi perbankan apabila, perbankan tidak segera memperbaiki layanan digital mereka.

Dalam kondisi seperti sekarang, Piter Abdullah melihat jika persaingan antara bank dan fintech tidak bisa terelakkan. Terlebih beberapa item seperti pembiayaan dan pembayaran yang awalnya banyak dilakukan oleh pihak bank tidak mustahil juga akan dilakukan oleh teknologi finansial.

Melihat fenomena ini, menurut Piter Abdullah bank bisa saja melakukan kerjasama dengan Fintech. Namun keinginan untuk bekerjasama ini biasanya hanya di miliki oleh bank-bank dalam skala kecil atau menengah. Sedangkan Bank dengan skala besar akan memilih untuk mengembangkan bank digital.

Pengembangan bank digital terbukti telah dilakukan oleh bank BCA dan BRI dengan adanya bank digital BCA dan BRI Agro. Bank BCA bahkan mengalami peningkatan transaksi digital sepanjang tahun 2020. Dalam 3 tahun terakhir jumlah volume transaksi digital per hari meningkat sebanyak 98%.

Kemudian, jumlah pengguna layanan transaksi pada bank BCA mengalami peningkatan 44% selama 3 tahun terakhir. Jika dikalkulasi, perhari rata-rata jumlah konsumen mengalami peningkatan 4 kali lipat dalam setahun. Selain Bank BCA, bank BRI juga mengalami peningkatan layanan digital melalui Agen BRILink, BRI mo, dan BRI Spot.

What's your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0

You may also like

More in:Perbankan

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *