fintech dan bank
Perbankan

 Tak Hanya Bersaing Ketat, Bank Konvensional dan Fintech Siapkan Strategi Merger

Fintech mengalami peningkatan transaksi yang sangat fantastis di tahun 2020 yang lalu. Ini disebabkan karena pembatasan sosial yang dilakukan karena Covid 19 menyebabkan pergeseran gaya hidup di era modern ini.

Melihat perkembangan ini bank konvensional melihat pergerakan sayang sangat signifikan ini membuat bank konvensional mau tidak mau harus melakukan perubahan. Menurut Piter Abdullah, ekonom dan direktur CORE beberapa hari yang lalu (11/2), perubahan ini akan menjadi sebuah gaya hidup dan akan terus berjalan karena kenyamanan yang dirasakan oleh masyarakat.

Dengan melihat pergerakan fintech yang makin maju ini, maka persaingan tidak dapat dielakkan. Pasalnya kedua jenis lembaga keuangan ini cepat atau lambat akan mengarah pada satu titik yang sama yaitu membangun bank digital.

Meski begitu kedua lembaga ini sama-sama memiliki kekurangan. Dimana fintech kekurangan sumber debitur untuk melayani kegiatan finansial. Hal ini membuat pembiayaan dalam jumlah yang besar seperti pembiayaan infrastruktur.

Sedangkan pihak bank konvensional yang memiliki dasar sebagai bank fisik juga harus melakukan perombakan dan perubahan besar-besaran untuk bisa mencapai bank digital ini. Dalam persaingan dalam membangun bank digital ini, ada beberapa bank yang unggul dan mengambil start yang cukup cepat. Bank tersebut adalah bank BCA dengan program Bank Digital BCA dan juga bank BRI dengan bank BRI Agro yang dimilikinya.

Selain itu masih banyak lagi bank yang sudah menunjukkan step-step menuju ke pengembangan tersebut. Seperti halnya bank BNI, CIMB Niaga dan masih banyak lagi yang lainnya.

fintech dan bank

Lalu bagaimana dengan fintech? Apa yang sudah dilakukan oleh fintech untuk mengimbangi langkah dari bank konvensional untuk membangun bank digital ini? Salah satu fintech terkuat yang ada di Indonesia yaitu Gopay telah melakukan langkah membangun bank digital sejak beberapa tahun yang lalu.

Salah satu usahanya dilakukan dengan mengakuisisi Bank Yudha Bhakti melalui layanan lendingnya yaitu Akulaku di tahun 2019 yang lalu. Sebelumnya, gojek juga telah melakukan penggabungan dengan Bank Jago untuk memperkuat layanan keuangan yang dimiliki oleh fintech ini.

Pada tanggal 21 bulan Desember tahun 2020 yang lalu, salah satu ekonom Indonesia yaitu Bhima Yudhistira menyatakan bahwa trend yang akan muncul di masa depan adalah tren integrasi. Tren ini adalah tren akuisisi dan juga merger antara bank dan juga fintech.

Tren integrasi dan juga akuisisi ini merupakan sebuah tren yang akan terus terjadi dan berkembang mengingat hingga kini fintech masih sulit dalam menemukan sumber pendanaan atau keuangannya.

Selain mengembangkan diri dengan cara merger dan juga akuisisi, banyak pihak yang menyatakan bahwa kerja sama antara bank konvensional dan juga fintech akan menjadi langkah yang baik. kerja sama antara bank konvensional dan fintech yang kuat akan bisa jadi salah satu upaya yang cerdas untuk membangun bank digital yang kuat. Di satu sisi, pihak bank konvensional dan juga fintech dapat saling mempersiapkan diri.

Perubahan dan persaingan antara bank konvensional dan juga fintech memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, pilihannya adalah berubah atau bekerja sama. Bagi fintech meski saat ini belum ada yang menunjukkan langkah pasti, perkembangan ke ranah bank digital bukan hal yang mustahil.

Disinyalir perubahan dan perkembangan fintech menuju ke bank digital ini akan sangat pesat. Mari kita lihat saja pihak mana yang berhasil menjadi bank digital pertama yang sukses dan mendapatkan hati di masyarakat Indonesia? Yang jelas, di tahun 2021 ini bank digital akan menjadi tren yang cukup menarik untuk diperhatikan.

What's your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0

You may also like

More in:Perbankan

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *